Minggu, 06 Februari 2011

Kebun Emas

Kebun emas. Agak bombastis kedengarannya. Kalau teman-teman rajin googling di internet sudah banyak yang membahasnya, mungkin juga sudah ada teman yang membeli bukunya. Tapi untuk yang belum tahu, silahkan dilanjutkan membaca artikel ini.

Kebun emas sebenarnya adalah suatu cara memperbanyak emas yang kita miliki sehingga dengan tren harga emas yang terus naik maka kita akan menikmati keuntungan yang sangat lumayan. Dalam perdagangan saham sangat umum seorang investor menggunakan margin pada saat membeli saham incarannya. Dalam dunia usaha, seorang pengusaha bila melihat kesempatan mendapatkan untung di kemudian hari maka akan segera mendatangi pihak ketiga (biasanya bank) untuk membiayai proyeknya. Demikian juga dengan pekebun emas, bila melihat kemungkinan bahwa harga emas akan terus naik maka dia akan berusaha memiliki emas sebanyak-banyaknya.

Intinya para investor, pengusaha atau pekebun emas akan berusaha untuk mendongkrak jumlah asset yang dimilikinya melalui hutang (leverage) sehingga keuntungan yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan hanya menggunakan modal sendiri.

Kebun emas dapat dilakukan melalui fasilitas gadai emas pada bank syariah. Tekniknya sederhana, awalnya kita sudah harus punya emas sebelumnya. Misal kita punya emas sebanyak 100gr. Emas tersebut, kita gadaikan ke bank syariah, lalu bank syariah akan memberikan kita dana yang besarnya 85%-93% dari harga emas. Setelah mendapatkan dana tersebut maka kita segera membeli emas dengan jumlah yang sama dengan yang kita gadaikan. Kekurangannya kita ambil dari kantong kita sendiri. Pada posisi ini, kita sudah mempunyai 200gr emas dimana 100gr emas kedua pembeliannya sebanyak 85%-93% didanai oleh pihak bank. Lakukan proses ini berulangkali semampu kita mendanai kekurangan pembelian emas, missal sampai dengan kita memiliki emas sebanyak 1000gr. Simpan keping 100gr emas terakhir. Ini akan kita gunakan sebagai kunci untuk menebus semua emas dan hutang-hutang di bank.

Ilustrasi : Misal kita berkebun dengan keeping emas 100gr

1. Tahap pertama beli 100 gr emas

2. 100 gr emas ini kemudian kita gadaikan, mis pada saat digadaikan kurs jual beli emas adalah jual Rp 403.000,-/gr dan beli Rp 400.000,-/gr

3. Misalnya bank akan memberikan pinjaman sebesar 90% dari kurs beli sehingga kita akan memperoleh uang sebesar Rp 36.000.000,-(90% X Rp 400.000,- X 100)

4. Biaya titp untuk 1 bulan sebesar Rp 3.500/gr sehingga u 100gr biaya titip sebulan adalah sebesar Rp 350.000

5. Dana yang diperoleh dari bank kemudian kita belikan 100gr emas, sehingga untuk memperoleh keping emas 100gr kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp 40.300.000 - Rp 36.000.000 = Rp 4.300.000

6. Posisi sekarang kita memiliki 2 keping emas 100gr dan hutang sebesar Rp 36.000.000

7. Misalkan dalam jangka waktu dibawah 1 bulan kedepan kurs jual beli emas adalah jual Rp 413.000/gr dan beli adalah Rp 410.000/gr

8. Kita memutuskan untuk menebus emas yang tergadai. Sehingga itungannya adalah, jual 100gr emas dan memperoleh dana sebesar Rp 41.000.000. Dana tersebut kita gunakan untuk menebus emas di bank. Biaya menebus emas di bank adalah Rp 36.000.000 + Rp 350.000 = Rp 36.350.000

9. Setelah menebus emas di bank maka posisi kita adalah, mempunyai emas 100gr di tangan ditambah uang sebesar Rp 4.650.000. Bandingkan dengan posisi awal kita yang memiliki emas 100gr ditangan dan uang sebesar Rp 4.300.000. Terdapat selisih dana sebesar Rp 350.000

10. Untung Rp 350.000 dengan modal hanya Rp 4.300.000. Lumayan kan, daripada emas hanya disimpan saja.

Kunci dari kesuksesan sistem kebun emas ini adalah

1. Tren harga emas yang terus naik

2. Dana pinjaman gadai emas yang besar (mengurangi beban modal sendiri waktu membeli emaas ke-2 ke-3 dst)

3. Biaya titip yang murah (Rp 3.500/gr/bulan adalah biaya titip di BRI Syariah bila belum berubah)

4. Jangan lakukan kebun emas bila tren harga emas adalah turun atau sideways.

Selamat mencoba, semoga berhasil dan menjadi petani-petani emas yang sukses.

Salam.

eLHa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar